Senin, 28 Februari 2011

Perjalanan Yang Belum Berakhir

Cibiran tirani meletup-letup mendesak langkahku. Terkadang, sebuah umpatan yang disusul dengan gelak tawa melesat dan menukik tajam menyentuh palung kesadaran. Bukan karena tersinggung atau ingin menasehati aku berkata. Hanya karena perjalanan yang belum berakhir aku mengumpulkan alasan cerdas untuk setiap langkah yang terhenti di setiap persinggahan.  
IMAM GEUBERR

Umpatan-umpatan mereka menyentuh nurani, dan aku selalu memikirkannya. Kenapa mereka harus mengumpatku, padahal perjalanan yang kulalui belum berakhir. Di tempat ini aku hanya singgah untuk sesaat, dan aku punya alasan melakukannya. Jika ujung sebuah perjalanan begitu berarti dan harus ditempuh secepatnya namun di batas akhir itu kau akan